Liputan6.com,
Pandeglang : Kabar mengejutkan datang dari
Provinsi Banten. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Hudaya
menyatakan sekitar 27 ribu anak usia sekolah dasar di daerah itu tidak bisa
mengenyam pendidikan.
"Ini
merupakan potensi penambahan tuna aksara, kalau memang mereka benar-benar tidak
bersekolah," katanya di Pandeglang, Banten, Jumat (22/11/2013).
Anak-anak
usia sekolah tersebut, kata dia, berumur antara 7-11 tahun, dan seharusnya
sedang mengenyam pendidikan pada sekolah dasar (SD). Mengenai penyebaran anak
yang tidak sekolah tersebut, menurut dia, terdapat di delapan kabupaten/kota di
Banten, namun yang terbanyak di Kabupaten Tangerang.
Ia
juga menyatakan, anak-anak tersebut tidak bersekolah bukan karena faktor
ekonomi, tapi lebih disebabkan karena budaya. "Para orangtua kita
sampaikan kalau masalah biaya tidak perlu dipikirkan karena banyak bantuan dari
pemerintah sehingga anaknya bersekolah tidak perlu bayar," katanya.
Untuk
mewujudkan pengentasan tuna aksara pada 2017, kata dia, Pemprov Banten telah
dan sedang melakukan berbagai upaya, di antaranya berkerja sama dengan kalangan
perguruan tinggi, kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
Terkait bentuk kerja sama dengan perguruan tinggi, menurut dia melalui kuliah kerja lapangan para mahasiswa. "Setiap ada kegiatan kuliah kerja lapangan kita minta para mahasiswa untuk menangani warga penderita tuna aksara 4-5 orang sehingga bisa baca, tulis dan berhitung," katanya. (Ant/Ado)
Terkait bentuk kerja sama dengan perguruan tinggi, menurut dia melalui kuliah kerja lapangan para mahasiswa. "Setiap ada kegiatan kuliah kerja lapangan kita minta para mahasiswa untuk menangani warga penderita tuna aksara 4-5 orang sehingga bisa baca, tulis dan berhitung," katanya. (Ant/Ado)
0 komentar:
Ungkapkan Saran Anda
Tell us what you're thinking... !