Kelentukan Dengan
Prestasi
I.
Kelentukan
a. Pengertian
Kelentukan
Kelentukan (flexibility)
merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo
gerakan yang besar atau luas (Jonath/Krempel, 1981). Flexibility refers to the range of motion around a joint (Bompa,
2000: 31). Dapat dijelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan
pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan
amplitudo gerakan (range of motion)
yang besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah
lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan
fleksibilitas.
Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang
menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah
cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan
koordinasi. Kelentukan berbicara tentang kemampuan fungsi
persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan
tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan yang
dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat
kelentukan togok (tubuh) dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur kelentukan sendi
pinggul dapat menggunakan split test,
dan lain sebagainya.
Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk
gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan.
Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan.
Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau
luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan
(Bompa, 1993: 375).
Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan
yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam
mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan kecepatan lari
cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai
yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain,
tanpa kelentukan kecepatan lari tidak berkembang secara optimal.
Seorang spiker/smasher
dalam permainan bolavoli tidak akan bisa melakukan pukulan (spike) dengan kuat
dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan persendian tubuh, bahu,
kaki dan tangan, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan
power otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat.
Spike/smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan bolavoli
disebut dengan teknik memukul (spike/smash) dengan tingkat koordinasi gerakan
melebihi teknik-tknik bolavoli yang lain.
Besarnya pengaruh kelentukan terhadap penguasaan
ketrampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam,
sepak bola, basket, sepak takraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulu
tangkis dan lain sebagainya. Pendek kata hampir seluruh cabang olahraga yang
memerlukan koordinasi yang tinggi dan rumit memerlukan kelentukan atau
fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya,
karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat kelentukan yang berbeda. Selain
dari fungsi kelentukan yang dijelaskan di atas, kelentukan juga dapat berfungsi
untuk keindahan dan kelacaran gerakan seperti yang terlihat dalam olahraga
senam dan loncat indah.
b.
Macam-macam
kelentukan
Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang. Jika dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka
kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan umum dan khusus. Apabila dilihat
dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat dikelompokkan menjadi
kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan dinamis
1)
Kelentukan umum
Kelentukan umum
adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan
kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang
digerakkan. Jenis kelentukan ini dibutuhkan oleh olahraga-olahraga yang
menuntut berbagai bentuk aktivitas gerak persendian seperti sepak bola,
bolavoli, baskek, tenis, senam artistik dan lain sebagainya. Dengan demikian
dapat dapat dikatakn bahwa kelentukan umum mencakup semua fungsi persendian
untuk dapat melakukan berbagai bentuk gerakan dalam olahraga.
2)
Kelentukan
khusus
Kelantukan
khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang
olahraga. Misalnya kelentukan pergelangan tangan dan bahu dalam permainan
bolavoli atau pergelangan tangan pada olahraga hockey. Jadi, kelentukan khusus
lebih terkait dengan kebutuhan olahraganya.
3)
Kelentukan
aktif
Kelentukan aktif
adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu
seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa
dilakukan secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan.
4)
Kelentukan
pasif
Kelentukan
pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan
orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan
peregangan (stretching). Pada kelentukan pasif tidak terjadi
pengulangan/repetisi gerakan secara terus menerus selama waktu yang ditentukan
dan persendian mengalami peregangan sesuai fungsinya.
5)
Kelentukan
dinamis
Kelentukan
dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya
secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan
aktif, karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang
diinginkan.
6)
Kelentukan
statis
Kelentukan
statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan
dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan (stretching)
pada waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan
kelentukan pasif, karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara
terus menerus.
Peregangan
statis (static stretching) meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa
menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang
ditentukan (misalnya 10 detik). Sedangkan peregangan ballistik (ballistic
stretching) merupakan gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut.
Sebagai contoh, membungkukkan badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai
raihan maksimum pada lutut, dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk
peregangan yang kedua ini identik dengan latihan kelentukan dinamis. Sementara
metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan, lakukan kontraksi
statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan latihan.
c.
Faktor-faktor
yang membatasi kelentukan
Kelentukan
merupakan salah satu komponen fisik yang sangat menentukan kualitas dan
penguasaan suatu keterampilan (teknik) cabang olahraga. Kelentukan diperlukan
hampir untuk semua cabang olahraga, termasuk untuk kebutuhan gerak sehari-hari,
karena kelentukan merupakan fungsi seluruh persendian yang terdapat pada tubuh.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi kelentukan dalam olahraga perlu
diketahui dan dipahami terlebih dahulu faktor-faktor yang membatasi kemampuan
fungsinya. Menurut Jonath/Krampel (1981), kemampuan kelentukan dibatasioleh
beberapa faktor antara lain :
1) Koordinasi otot
sinergis dan antagonis
Pada
pelaksanaan suatu gerakan, otot tidak pernah bekerja sendiri, melainkan
selalu bekerja sama dengan satu latau
beberapa kelompok yang lain. Ketika otot lengan atas depan (otot biceps) di
tekuk pada siku, pada saat yang bersamaan otot lengan atas belakang (otot
triceps) meregang (lengthen), dimana kedua kelompok otot ini bekerja sama tarik
menarik dalam melakukan suatu gerakan. Koordinasi otot sinergis adalah kerja
sama otot biceps dengan otot brachialis pada lengan atas depan) dalam melakukan
suatu gerakan, sedangkan otot antgonis adalah kerja sama sepasang otot yang
saling berlawanan dalam melakukan gerakan seperti kerja otot biceps (lengan
atas depan) dengan otot triceps (lengan atas belakang).
2) Bentuk
persendian
Setiap
persendian pada tubuh memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda-beda. Sendi
bahu memiliki fungsi dan kemampuan melebihi sendi lutut, kaki dan pinggul.
3) Temperatur otot
Otot dengan temperatur tinggi (panas) neniliki kadar
elastisitas lebih baik dari pada otot dengan temperatur rendah (dingin), begitu
juga hal nya dengan kemampuan tendon dan ligamen.
4) Kemampuan
tendon dan ligament
Tendon dan ligamen merupakan alat ktif yang sangat
menentukan kemampuan kelentukan tubuh seseorang. Tendon adalah bagian yang tak
terpisahkan dari struktur otot yang terdapat pada bagian ujung gumpalan otot dengan fungsi menghubungkan otot dengan
tulang, sehingga dapat menggerakkan persendian ketika otot berkontraksi.
Sedangkan ligamen merupakan jaringan ikat (connective tissue) yang mengikat
atau menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain pada persendian.
5) kemampuan
proses pengendalian fisiologi persarafan
hampir semua
bentuk ketrampilan yang dilakukan secara sadar. Kelentukan termasuk elemen
kondisi fisik yang berpengaruh terhadap kualitas ketrampilan gerakan, dengan
demikian fungsi kelentukan juga ditentukan oleh kemampuan sistim saraf sentral.
6) Usia dan jenis
kelamin
Kemampuan kelentukan (flexibility) juga ditentukan oleh
usia dan jenis kelamin. Kemampuan flexibilitas yang terbaik didapat pada usia
anak-anak sebelum masa puberitas, akan tetapi setelah masa puberitas kemampuan
kelentukan menurun sejalan dengan bertambahnya usia (Bompa 2000).
Namun ketika memasuki usia dewasa, flexibilitas wanita
menunjurkkan perkembangan yang cendrung mendatar dan bahkan bisa menurun selama
masa kematangan (maturity phase).hal ini lah yang mendasari mengapa latihan
flexibilitas secara menyeluruh dan kontiniu diperlukan untuk setiap orang yang
aktif berolahraga.
d.
Prinsip-prinsip
latihan kelentukan
Untuk mengembangkan kemampuan kelentukan perlu
diperhatikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1)
Dimulai dengan
latihan kelentukan umum yang melibatkan hampir semua fungsi persendian tubuh
secara menyeluruh.
2)
Kelentukan-kelentukan
khusus suatu cabang olahraga harus dilatih dan di capai dengan amplitudo
geralkan seoptimal mungkin karena diperlukan untuk pertandingan dan peningkatan
prestasi.
3)
Lakukan ke
semua arah secara optimal semua dengan fungsi dan kemampuan persendian.
4)
Latihan-latihan
kelentukan harus diberikan sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan latihan
kecepatan guna menghindari kekakuan otot dan membantu pemulihan.
5)
Program
pengembangan kelentukan perlu juga di kombinasikan dengan latihan kekuatan karena
tanpa kekuatan amplitudo gerakan yang besar tidak dapat di capai.
e.
Bentuk-bentuk
latihan kelentukan
Latihan kelentukan sering kali di lakukan pada bagian
pendahuluan dalam suatu sesi latihan dan pada bagian bentuk dan pada bagian
penutup latihan terutama pada cabang olahraga permainan. Akan tetapi lain
halnya dengan cabang senam, dimana latihan kelentukan sering kali merupakan
kegiatan inti latihan. Selain dari pada itu latihan kelentukan dapat dilakukan
dengan dan tanpa alat serta dengan pasangan atau teman latihan (partner).
1.
Latihan
kelentukan umum
Ø Latihan
pergelangan tangan
Ø Latihan
pergelangan/persendian kaki dan lutut
Ø Latihan
persendian pinggul
Ø Latihan
persendian bahu dan leher
Ø Latihan
persendian tulang belakang
2.
Latihan
kelentukan khusus
Latihan
kelentukan khusus sering kali diarahkan kepada kebutuhan khusus suatu cabang
olahraga. Pada dasarnya untuk mengoptimalkan gerakan tubuh diperlukan latihan
kelentukan secara menyeluruh.
Berikut ini
diberikan beberapa contoh latihan kelentukan khusus seperti :
Ø Latihan memutar
mutar pergelangan tangan dan bahu
Ø Latihan
mengayun kedua lengan kedepan, belakang, samping, atas dan kebawah
Ø Gerakan
melingkar pada pergelangan kaki, lutut dan panggul
Ø Mengayun tungkai
ke depan, belakang dan ke samping
Ø Membungkukkan
badan ke depan, belakang dan samping
Ø Latihan
peregangan sendiri dan berpasangan
f.
Beberapa
petunjuk latihan kelentukan :
1)
Semua bentuk
latihan sebaiknya diulangi 10-15 kali
2)
Sebaiknya
didahului dengan pemanasan oto
3)
Lakukan
pergantian bentuk pelaksanaan sepertin meregang, mengayun dan melingkar
4)
Berikan latihan
secara bervariasi untuk tujuan motivasi, misalnya latihan dengan dan tanpa
alat, latihan berpasangan dan dengan tugas-tugas gerakan seperti
mengintruksikan rolling kedepan dan ke belakang
5)
Istirahat
antara setiap seri latihan sebaiknya di isi dengan latihan-latihan pelemasan
dan rileksasi.
II.
Prestrasi
Prestasi olahraga (sport performance) merupakan gabungan
dari kata “prestasi” dan “olahraga” yang dalam sederhana dapat diartikan
sebagai prestasi dalam olahraga. Menurut kamus bahasa Indonesia, prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai, sedangkan dalam kamus olahraga bahasa
Jerman, prestasi (performance) dapat diartikan sebagai proses atau hasil dari
pada aksi/perbuatan (Rothig at al, 1983:223 dalam Syafruddin). Prestasi juga
dapat diartikan sebagai hasil dari berolahraga dalam bentuk penyelesaian
terbaik setiap tugas gerakan yang dilakukan dalam berolahraga dengan
menggunakan parameter-parameter tertentu.
Dalam Undang-Undang RI No.3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, prestasi adalah hasil upaya maksimal yang di capai
olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga.
Kondisi fisik merupakan unsur atau kemampuan dasar yang
harus dimiliki setiap atlit untuk meraih suatu prestasi olahraga. Tanpa kondisi
fisik yang baik, sulit bagi seorang atlit untuk menguasai suatu teknik cabang
olahraga. Misalnya dalam olahraga tae kwon do untuk dapat melakukan serangan
kaki yang baik sangat tergantung pada daya ledak tungkai dan kelentukan
persendian tubuh bagian bawah terutama pada persendian pinggul. Begitu juga
untuk menguasai teknik dribbling dalam permainan basket di butuhkan kelincahan
dan kelentukan tubuh agar bias bergerak dengan cepat dan luwes kesemua arah.
0 komentar:
Ungkapkan Saran Anda
Tell us what you're thinking... !