Setiap
orang yang menguasai bahasa asing dengan baik memang cenderung lebih sukses
dalam pekerjaan. Karena itu banyak orangtua mulai mengajarkan bahasa asing,
terutama bahasa Inggris kepada anak mereka sedini mungkin. Meski begitu ada
kekhawatiran anak-anak akan mengalami kerancuan dalam konsep berbahasa.
Kekhawatiran anak-anak yang belajar dua bahasa akan mengalami kesulitan mencerna apa yang terjadi di lingkungannya, terutama dalam hal bahasa, ternyata tidak sepenuhnya benar. Justru sebuah studi menunjukkan, anak dua bahasa mampu memiliki daya ingat lebih baik daripada anak-anak menguasai satu bahasa.
Memori kerja pada anak-anak dua bahasa ternyata jauh lebih baik. Memori kerja merupakan sistem yang secara aktif mengumpulkan berbagai informasi yang sudah disimpannya. Fungsi ini menjadi penting ketika anak mengerjakan soal-soal hitungan atau pemahaman membaca dan mendengarkan cerita.
"Kemampuan mengingat anak-anak dua bahasa lebih unggul. Ini adalah salah satu dari komponen yang disebut fungsi eksekutif, yakni kesatuan mekanisme yang terlibat dalam perencanaan dan pengaturan diri," jelas para peneliti.
Memang pada anak, kemampuan memori kerja mereka bisa dilatih sejak usia setahun, tetapi dibutuhkan proses agar si anak mampu meningkatkan kinerjanya berdasarkan pengalaman yang mereka lalui.
Menurut peneliti utama studi ini, Julia Morales Castillo, dari Departemen Psikologi Eksperimental di Universitas Granada, studi ini memberikan kontribusi untuk lebih memahami perkembangan kognitif pada anak-anak dua bahasa dan satu bahasa.
"Studi-studi lain telah menunjukkan bahwa anak-anak dua bahasa lebih baik dalam perencanaan dan kontrol kognitif (yaitu tugas mengabaikan informasi yang tidak relevan atau membutuhkan respon yang dominan). Tapi sampai saat ini, tidak ada bukti tentang pengaruh bilingualisme pada memori kerja," kata Morales Castillo.
Sampel penelitian ini melibatkan anak-anak dua bahasa usia antara 5 dan 7 tahun (periode kritis dalam perkembangan memori kerja). Para peneliti menemukan bahwa anak-anak bilingual lebih unggul daripada anak-anak monolingual dalam mengerjakan sesuatu. Semakin kompleks tugas yang mereka kerjakan, semakin baik kinerja mereka (bagi anak bilingual).
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bilingualisme tidak hanya meningkatkan memori kerja dengan cara yang terisolasi, tetapi mempengaruhi perkembangan global fungsi eksekutif, terutama ketika mereka harus berinteraksi satu sama lain," Morales Castillo menyimpulkan.
Kendati demikian para ahli tetap menyarankan agar anak-anak diajari bahasa asing setelah ia menguasai bahasa ibu (bahasa utama untuk berkomunikasi).
Kekhawatiran anak-anak yang belajar dua bahasa akan mengalami kesulitan mencerna apa yang terjadi di lingkungannya, terutama dalam hal bahasa, ternyata tidak sepenuhnya benar. Justru sebuah studi menunjukkan, anak dua bahasa mampu memiliki daya ingat lebih baik daripada anak-anak menguasai satu bahasa.
Memori kerja pada anak-anak dua bahasa ternyata jauh lebih baik. Memori kerja merupakan sistem yang secara aktif mengumpulkan berbagai informasi yang sudah disimpannya. Fungsi ini menjadi penting ketika anak mengerjakan soal-soal hitungan atau pemahaman membaca dan mendengarkan cerita.
"Kemampuan mengingat anak-anak dua bahasa lebih unggul. Ini adalah salah satu dari komponen yang disebut fungsi eksekutif, yakni kesatuan mekanisme yang terlibat dalam perencanaan dan pengaturan diri," jelas para peneliti.
Memang pada anak, kemampuan memori kerja mereka bisa dilatih sejak usia setahun, tetapi dibutuhkan proses agar si anak mampu meningkatkan kinerjanya berdasarkan pengalaman yang mereka lalui.
Menurut peneliti utama studi ini, Julia Morales Castillo, dari Departemen Psikologi Eksperimental di Universitas Granada, studi ini memberikan kontribusi untuk lebih memahami perkembangan kognitif pada anak-anak dua bahasa dan satu bahasa.
"Studi-studi lain telah menunjukkan bahwa anak-anak dua bahasa lebih baik dalam perencanaan dan kontrol kognitif (yaitu tugas mengabaikan informasi yang tidak relevan atau membutuhkan respon yang dominan). Tapi sampai saat ini, tidak ada bukti tentang pengaruh bilingualisme pada memori kerja," kata Morales Castillo.
Sampel penelitian ini melibatkan anak-anak dua bahasa usia antara 5 dan 7 tahun (periode kritis dalam perkembangan memori kerja). Para peneliti menemukan bahwa anak-anak bilingual lebih unggul daripada anak-anak monolingual dalam mengerjakan sesuatu. Semakin kompleks tugas yang mereka kerjakan, semakin baik kinerja mereka (bagi anak bilingual).
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bilingualisme tidak hanya meningkatkan memori kerja dengan cara yang terisolasi, tetapi mempengaruhi perkembangan global fungsi eksekutif, terutama ketika mereka harus berinteraksi satu sama lain," Morales Castillo menyimpulkan.
Kendati demikian para ahli tetap menyarankan agar anak-anak diajari bahasa asing setelah ia menguasai bahasa ibu (bahasa utama untuk berkomunikasi).
Sumber : kesekolah.com
0 komentar:
Ungkapkan Saran Anda
Tell us what you're thinking... !