Headlines News :
Home » » TEORI MENGAJAR YANG PAS

TEORI MENGAJAR YANG PAS

Ditulis Oleh Unknown Pada Hari Sabtu, 28 Desember 2013 | 18.28



dakwatuna.com - Dalam dunia pendidikan, seorang guru selalu bersinggungan dengan pengajaran dan pembelajaran. Banyak guru yang mencari-cari teori belajar dan pembelajaran yang tepat agar bisa mendapatkan hasil yang optimal.


Ketika teori pembelajaran yang satu tidak lagi memberikan hasil yang memuaskan, maka guru akan mencari teori pembelajaran yang lain. Hal ini karena proses pembelajaran sudah semakin meningkat seiring perkembangan teknologi dan informasi yang mengubah konsepsi dan cara berpikir belajar manusia.

Masalah tersebut kemudian memunculkan sebuah teori pembelajaran konstruktivisme sebagai jawaban atas persoalan pembelajaran dalam masa kontemporer. Model pembelajaran ini adalah pengetahuan tidak ditransfer dari guru kepada siswa, namun dibangun sendiri oleh siswa.

Perkembangan teori pembelajaran ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan ke depan tentang bagaimana mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai dengan karakteristiknya.

Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran berjalan dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya, pendidikan tidak akan mencapai tujuan jika pembelajaran tidak berjalan dengan pengajaran yang  tidak tepat. 

Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh karena itu, teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur pembelajaran yang efektif, maka bersifat preskriptif  dan normatif. 

Dalam teori konstruktivisme, memiliki konsep dasar tersendiri mengenai pendidikan yang berbeda dengan teori lainnya. Konstruktivisme mempunyai pandangan tersendiri mengenai pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan, hakikat guru, siswa, hakikat pembelajaran, hakikat anak, proses belajar, dan lain sebagainya.

Konstruktivisme bisa dikatakan sebagai salah satu perkembangan model pembelajaran mutakhir (kontemporer) yang mengedepankan aktivitas peserta didik dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuan sendiri.

Pembelajaran konstruktivisme juga memungkinkan tersedianya ruang yang lebih baik bagi keterlibatan peserta didik, memungkin peserta didik menggali secara lebih dalam kemampuan, potensi, keindahan dan sikap perilaku yang terbuka.

Dengan memakai teori ini, siswa tidak lagi diposisikan sebagai bejana kosong yang siap diisi atau dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh guru. Melainkan, siswa diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi.

Walaupun demikian, penulis juga menyampaikan bahwa teori konstruktivisme bukanlah tanpa kelemahan. Sebab tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, alias sebuah hukum alam yang sudah sejak lama dipahami sebagai sebuah kepastian.

Kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme ini harus diketahui sebagai sebuah hal yang yang sama-sama memberikan muatan positif bagi pembelajaran dalam menemukan teori-teori belajar yang lebih baik lagi.

Bagi para guru, buku ini bisa menjadi panduan praktis dalam proses belajar mengajar guru di kelas. Selain itu, juga cocok dibaca oleh para orang tua, pendidik, mahasiswa, dan pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan. Selamat mencoba.
Share this article :

0 komentar:

Ungkapkan Saran Anda

Tell us what you're thinking... !

Kepala Sekolah

Kepala Sekolah
MUAS, S.Ag

DEWAN GURU
















-

Terpopuler

Komentar Terbaru


counter

Pengikut

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SDN PAJARAKAN - PETIR - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Rucelee Alcantara Balagadona